Sabtu, 31 Juli 2010

Ujung Kerudung Hitammu

Kidung kasmaran telah menjadi luka di laut juga gunung yang menjulang, luka luka yang berliku berkelok dan berkelit di ujung kerudung hitammu. kuteguk saja secangkir air matamu, dan kau alirkan air mataku menuju semenanjung tanpa tanjung. Kekasih
Mungkin tak ada lagi busana yang seragam untuk kita, kemudian hanya kain kafan yang mencuri perhatian.
Kita sama sama berjalan membelakangi matahari siang hari. Menuju malam dengan maghrib yang berlainan.
Gulung menggulung gulungan sajak telah linglung, semenjak jejak kita berbekas pijak pada tapak lacak yang teracak.kuteguk saja air matamu, dan kau alirkan air mataku menuju muara tanpa samudera. Kekasih kita telah kehabisan akal menemukan peta dalam atlas, kemudian kuburan menjadi jalan cinta kita.
Bersulam luka di tepi ujung kerudung hitammu.

Ciamis, 2010

CULAMEGA JAM SATU MALAM

Kekasih
Selepas kita menenun birahi
Ku simpan malam pada kedalaman sunyi
Tak ada nyala lilin malam ini
Bulan kecut di atas sana
Derik jangkrik tanpa birama mengamini
sepi malam ini
Angin tak terhitung mondarmandir meniupkan kegelisahan.
Aku di sini
Membolakbalik sajak-sajak peneguk sunyi*.

kenapa ku temukan banyak Izrail malam ini
Mulai si raru biru* sampai bakung* ku cium kematian demi kematian
atau semacam perenungan kematian
sunyi
seperti belukar malam* yang telah lewat
Culamega dingin
Kaku
Tanpa suara
Angin mematung
Jangkrik terdiam
Bulan meredup.
Tertegun pada angka empat puluh sembilan.
Ah jazirah orang mati*.
Sunyi.
Sepi.
Mati.
Culamega hanyut
Tubuhku berkeringat dingin
kematian melingkar.


CULAMEGA, 2010.
____________________

*peneguk sunyi adalah kumpulan sajak Sony Farid Maulana.
*si raru biru, bakung, jazirah orang mati adalah beberapa puisi yang ada pada sajak-sajak peneguk sunyi.
*belukar malam adalah puisi Kriapur yang berbicara kematian.

gerimis culamega